Curahan Hati Sang Penjual Koran
22.18 | Author: Forum Pena Pesantren

Oleh : Farid FPP

Tiada hari tanpa keringat mengucur deras dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tiada hari tanpa debu-debu berebut masuk ke dalam tenggorokan menyesakkan dada. Tiada hari tanpa teriakan, “Pak, koran, Pak...! Bu, koran, Bu...! Koran....koran....!”


Yah, biarlah, ini sudah suratan takdir dari-Nya. Apa mau dikata, beginilah keadaanku. Sampai sekarang masih begini!
Kalau lampu merah menyala, para pengendara pengguna jalan yang menaati tata tertib lalu lintas mulai menghentikan laju kendaraannya. Saat itu pulalah aku bangkit dari khayalku di atas trotoar ini dan membawa tumpukan koran yang tak kunjung laku sedari tadi untuk ditawarkan.
Duh, ada yang mau beli nggak sih..., gumamku kesal saat lampu merah sedikit lagi akan berganti kuning sedangkan orang-orang tak ada yang menghiraukan koran-koranku. Tapi akhirnya, di seberang jalan kulihat seorang sopir angkot dengan handuk kecil di lehernya memanggilku dengan isyarat tangannya. Tak ayal, aku pun bergegas mendekatinya. Alhamdulillah....
Azan zuhur berkumandang, seperti biasa, kusempatkan untuk shalat berjamaah di mesjid terdekat. Tapi ada satu pemandangan yang membuatku terhenti dan merenung, tepat di hadapanku sebuah kotak sumbangan yang terlihat kusam penuh debu masih berdiri memaku dengan selembar uang kertas seribu rupiah di dalamnya. Aku masih ingat saat kemarin aku yang memasukkannya. Kuraba ke dalam sakuku, kutemukan uang, tapi kali ini cuma sekeping uang logam lima ratus rupiah. Segera kumasukkan karena iqamat mulai terdengar.[]


This entry was posted on 22.18 and is filed under , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: