Desa Kembang Habang, Rantau. Inilah yang baru saja FPP kunjungi. Berbeda dengan tanggal 8 Oktober 2009 lalu, yang mana FPP memilih berwisata ke sebuah pantai di Batakan, kali ini FPP memilih tempat di sebuah desa yang berada di pegunungan. Gunung yang masih hijau dengan tatanan kebun karet yang begitu rapi.
Bukan sekadar rekreasi, tapi di sini FPP juga melakukan pelatihan tulis-menulis di sebuah sekolah dasar. Event ini yang menjadi salah satu momen berharga bagi FPP.
Kamis siang (13 Mei 2010), kami berangkat menggunakan mobil taksi hijau putih, tepatnya taksi ST 12 menuju Rantau. Sebelum sampai, kami mampir di rumah Ansyar FPP untuk makan bareng sehabis melakukan shalat ashar berjamaah di mesjid AT-TAQWA Binuang. Setelah itu FPP melanjutkan perjalanan hingga sampai di lokasi penginapan, yakni rumah Kamal FPP di desa Kembang Habang, Salam Babaris, Tapin.
Sungai bawah tanah berdinding, beralas dan beratap batu menjadi daya pikat tersendiri desa ini. Sungai dengan air yang dingin, deras, jernih juga bersih, asli dari bebatuan alam pegunungan. Lubang untuk masuk ke sungai tersebut berada di tengah-tengah kebun karet. Keunikan sungai ini membuat kami tak bosan-bosannya untuk mandi.
***
Pagi Jum’at, sebelum menuju ke SD, kami menyempatkan diri berjalan kaki menghirup udara sejuk pegunungan. Pukul 08.30 dengan taksi ST 12 kami menuju SDN KEMBANG HABANG 1. Di sana FPP melakukan pengajaran serta pelatihan tentang kepenulisan pada anak-anak kelas lima. Pengajaran lebih difokuskan pada motivasi menulis. Selain itu, ada pula game-game seru berhadiah buku. Tampil sebagai pembicara Kamal, Ithay, Budiman dan terakhir Zian.
Virus menulis yang kami bawa merupakan tujuan utama kedatangan kami ke SDN ini. Semua anak bangsa berpotensi untuk menghirup virus ini tak peduli itu anak kota atau anak desa. “Tidak ada yang sulit dalam membuat sebuah tulisan. Kita cuma perlu menyediakan kertas dan alat tulis, lalu menuliskan apa yang ada di kepala kita,” papar Zian sebelum meminta para anak-anak untuk membuat sebuah cerita mengenai pengalaman yang menurut mereka paling berkesan.
***
Usai beristirahat sejenak di rumah Kamal setelah virus yang kami bawa sudah tersebar, kami harus melangkahkan kaki ke Mesjid untuk shalat Jumat kemudian dilanjutkan dengan makan siang di rumah Eko FPP yang berlokasi tak jauh dari rumah Kamal.
Kegiatan telah berakhir, sehabis sholat ashar taksi ST 12 membawa kami pulang. Sajian alam Rantau yang begitu indah, ditingkahi candaan angin gunung yang membuat hati terlena, keluguan anak-anak desa serta keramahan penduduknya menjadi sesuatu yang terukir abadi di hati kami.[] Badali
0 komentar: