Semut, ya! Mungkin kita semua tentunya sudah tahu benar dengan makhluk kecil yang satu ini. Makhluk melata yang dapat kita temukan pada pohon-pohon mangga yang buahnya mulai meranum, di pasir-pasir lembab serta pada benda yang rasanya manis seperti gula misalnya. Namun, hanya sebatas itukah kita memandang pada kawanan semut dan para sahabat-sahabatnya? Bukankah masih banyak lagi yang dapat kita ambil pelajaran dari makhluk Tuhan tersebut?
Baiklah, mari kita ambil satu contoh yang paling menonjol dari para kawanan semut. Pada suatu ketika seekor capung malang tergeletak mati di atas tanah. Pada saat itu pula, dengan sigap kawanan semut akan menyerbunya, satu persatu dari mereka akan berdatangan mencari sedikit celah agar dapat mengangkat bersama beban tubuh sang capung yang jauh lebih besar dari tubuh semut-semut kecil itu. Hingga akhirnya mereka dapat membawa si capung malang ke dalam sarang mereka untuk perbekalan hidup selama berhari-hari.
Lalu, apa yang dapat kita simpulkan dari peristiwa tersebut? Secara tidak langsung, rasa kebersamaan dan saling bantu-membantulah yang akan kita dapati andai kita mau berpikir sejenak untuk mengambil pelajaran dari para kawanan semut. Seolah-olah mereka telah memberikan pelajaran yang amat berharga bagi kita, manusia, agar dapat berperilaku seperti mereka.
Sekarang, semua kembali pada diri kita masing-masing. Sampai di manakah rasa kebersamaan yang kita miliki sat ini? Apakah rasa kebersamaan kita akan terkalahkan oleh makhluk sekecil semut yang tak dibekali akal?[] Budiman
0 komentar: