http://heartedelweis.blogspot.com
Kalau di Sumatera ada yang namanya Danau Toba, maka di Kalimantan ada danau yang kuberi nama Danau Beratap Jingga. Wow, seperti apa ya? Danau yang ada di Gunung Kupang, Cempaka, Kalimantan Selatan itu memiliki keindahan yang kurasa tidak kalah dengan pemandangan yang disajikan oleh Danau Toba.
Hanya saja asal-usul tentang Danau Toba telah melegenda dan namanya tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Berbeda dengan Danau Beratap Jingga yang tidak banyak dikunjungi oleh masyarakat, karena memang letaknya yang mungkin kurang strategis. Meskipun danau tersebut belum diketahui oleh banyak orang, tetapi aku dan teman-temanku tidak pernah bosan untuk pergi ke sana.
Dan sore itu, ketika aku, Allin, Afri, Chity, Dya, Intan, Lee na, dan Redha (without Rizqa) telah selesai mengerjakan tugas Sosiologi di rumah Lee na, tiba-tiba salah satu dari kami mempunyai ide untuk pergi ke danau itu. Karena letaknya tidak terlalu jauh dari rumah temanku Lee na, tanpa pikir panjang kami pun langsung bergegas dan menghidupkan mesin kendaraan roda dua milik Afri, Chity, Intan, dan Redha.
Sepeda motor yang aku dan teman-temanku kendarai berjalan pelan, mataku terbuka lebar dan kuarahkan pada pemandangan yang selalu menawarkan kedamaian. Tak terasa kami sudah semakin dekat dengan danau tersebut, laju sepeda motor pun diperlambat. Dan sesampainya di sana, kami pun disambut dengan berbagai kejutan yang telah terhampar di sekitar danau. Momen indah itu tentu sayang jika dilewatkan begitu saja. Serempak kami mendekati danau, bergaya layaknya artis terkenal yang sedang disorot puluhan kamera, dan kami mulai berfoto ria.
Saat itu tak ada orang yang berkunjung ke sana selain aku dan friends, suasana pun terbalut sepi (yang mungkin hanya disadari olehku). Pemandangan danau hari ini memang tak semenarik bulan lalu, ketika pohon-pohonnya masih rindang dan rumput-rumputnya terlihat hijau. Sekarang banyak batang pohon yang berubah menjadi hitam dan banyak rumput yang dulunya hijau kini tersihir menjadi cokelat layu. Entah siapa yang melakukan semua itu, tetapi nyatanya banyak pepohonan yang telah terbakar dan menjadi abu.
Air danau kini terlihat surut karena kemarau panjang yang melanda setiap sudut dalam bentangannya. "Kasihan sekali danau ini, seperti tak ada yang peduli, bahkan nama pun belum ia miliki," rintihku dalam hati (saat yang lain masih asyik berfoto).
Sunyi kian merambat, senja mulai menyapa, dan langit biru berubah menjadi jingga. Aku dan yang lain masih ingin menikmati sejuknya angin sore yang bertiup pelan, menebar damai dalam hembusan nafas. Pandangan mataku mulai berpencar (mencari sesuatu) dan terlihat sunset yang mulai mencoba menghiasi sudut bumi. Terselip ide di pikiranku, bagaimana kalau danau ini aku beri nama "Danau Beratap Jingga"? Karena faktanya, kini langit jingga telah menaungi danau. Nama untuk danau tersebut tidak aku beritahukan pada teman-temanku, kurasa cukup aku saja yang mengetahuinya.
Hari sudah semakin senja, tampaknya aku and friends telah puas melepas penat di danau ini. Akhirnya kami pun ingin segera pulang. Tetapi sebelum kami beranjak meninggalkan danau, aku and friends draw up plans for (membuat rencana untuk) datang ke Danau Beratap Jingga ini lagi pada hari libur (Minggu), dengan membawa seperangkat alat piknik untuk mamencok ria di sana. Siapa saja yang mau ikut, silahkan datang dengan transport masing-masing dan jangan lupa membawa buah-buahan yang banyak.[]
0 komentar: