Sistem SKS
22.01 | Author: Forum Pena Pesantren

Oleh: Agung FPP

Ulangan bakal tiba… Ulangan bakal tiba… Males… Males… Sedikit justkidding. Itulah lirik saduran saya, yang mungkin mewakili perasaan anak-anak sekolah sejagad. Ngomong-ngomong soal ulangan, terlebih ujian, pasti bawaannya serem mulu. Jika sudah begitu, lumrahlah bila ulangan dikatakan sebagai ritual yang menakutkan.
Semisal ditanya, untuk apa ada ulangan?


Kalau boleh menjawab, gunanya buat mengetahui seberapa mampu siswa dapat menyerap pelajaran dan seserius apa mereka belajar. Akan tetapi, sayangnya eksistensi ulangan sepertinya tak lebih dari sekadar penentu kenaikan ke jenjang yang lebih tinggi. Apa mau dikata, itulah yang terjadi.
Nah, sedikit memaparkan feno-mena ulangan, agar kita lebih melek terhadap apa yang berlaku sekarang ini. Apakah ritual selama ulangan harus semedi di gua hantu 40 hari 40 malam? Agaknya bukan. Atau minum pil pintar? Sepertinya juga bukan. Lantas ritual macam apa yang mayoritas diemplementasikan?
Ya, tentu ritual SKS lah, yang terbanyak diterapkan oleh pelaku-pelaku ulangan. Bukan barang baru lagi SKS di telinga kita, tapi tidak ada salahnya sedikit mengoceh tentang SKS. SKS, dari segi bahasa kelihatannya lumayan keren. Pelototin saja kepanjangannya, “Sistem Kejar Semalam”. Bayangkan, me-nentukan masa depan cuma dalam kurun waktu satu malam! Keren sih keren, tapi resikonya mampus, satu tahun capek-capek nongkrong di kelas terbuang sia-sia.
Cobalah menerawang pakai otak yang kinclong, apakah ritual ini pantas diberlakukan? Timbanglah, banyak positifnya atau negatifnya? Maaf, bagaimana jika kita ini punya IQ kere, sementara teknik yang dijalankan adalah SKS. Besok ulangan, malah baru malam ini melumat habis-habisan materi satu semester. Mana mungkin terkejar. Ujung-ujungnya terpaksa menjelma jadi jerapah, tengok sana tengok sini, dan pakai acara ketahan pengawas pula. Mau?
Bergembiralah sesaat untuk kalangan IQ elit. Sesaat? Ya, soalnya sehabis ulangan diprediksikan dengan kevalidan hampir seratus persen semua file hasil belajar satu malam itu bakal dicolong oleh waktu. Intinya, ingatan tak bertahan lama. Bukannya ilmu itu untuk hidup lebih layak, tidak sekadar menghadapi ulangan belaka?
Mungkin solusi terbaik adalah menghindari SKS dengan SKB (Sistem Kredit Belajar). Ha?! Kredit? Kedengarannya memang tidak keren. Namun selama itu baik, kenapa tidak. Belajar tiap hari, sedikit demi sedikit menjadi bukit. Dengan begini ingatan lebih betah di otak dalam jangka lama dan tentunya otak tidak terlalu terbebani. Beruntungnya lagi, bunga kreditnya nol persen, hehehe…
Jangan lupa, doa juga! []

This entry was posted on 22.01 and is filed under , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: