Oleh: Syarief FPP
Lautan dan langit yang membiru, seorang lelaki yang berdiri di ujung dermaga seakan menatap ke seberang lautan dan ke balik deretan pegunungan, seta langkahnya yang seolah terhenti, membuat penampilan muka "Long Distance Love" mampu memetik dawai hati. Apalagi ketika membaca penggalan kalimat: Mozaik Kehidupan Seperti Apa yang Kau Jalani Sekarang, Saat ASku Tak di Sisimu, Sayang?
Ya, buku ini memang berisi kumpulan kisah nyata dari pasangan yang hidup terpisah kota, pulau, bahkan benua dan lautan.
Cerita pertama berjudul "Tahun-Tahun Mengeja Jarak", yang mana merupakan kisah dari penggagas buku ini (Imazahra). Terus terang, tidak ada alasan untuk tidak menitikan air mata saat membaca kisah ini.
Kepingan berikutnya ialah kisah dari para sahabat sang penggagas yang juga mengalami long distance love (LDL). Awalnya terbersit dugaan bahwa setiap cerita akan menyajikan irama yang sama. Nyatanya, sungguh di luar dugaan, buku ini bercerita dalam irama dan nada yang berbeda-beda. Sehingga bukan hanya air mata yang merintik turun, namun juga derai tawa dan kehangatan.
Dan memang begitulah seharusnya kumpulan kisah nyata ditulis, memperlihatkan keragaman, bukan keseragaman.[]
0 komentar: