Lika-Liku Menjadi Anggota Kayuh Baimbai
22.09 | Author: Forum Pena Pesantren

Oleh: Zian FPP

http://zianxfly.web.id

(Postingan ini adalah juara II lomba posting yang diadakan oleh komunitas blogger Kayuh Baimbai dalam rangka ulang tahun pertamanya)


Pertama aku mengenal Kayuh Baimbai ialah saat membaca harian Radar Banjarmasin. Di sana terpampang satu halaman penuh yang isinya membahas blog. Dan aku pun lalu tahu bahwa ternyata rubrik Blogger itu adalah hasil kerjasama Radar Banjarmasin dengan Kayuh Baimbai, yang ternyata adalah komunitas blogger Kalimantan Selantan yang terbesar.
Segera muncul keinginan saat itu juga untuk bergabung dengan organisasi tersebut. Keuntungan yang bisa kuperolerh bila menjadi anggota tentu saja banyak, sulit aku menjelaskannya.
Singkat cerita, kuajaklah ****, temanku di Al Falah yang sudah lama sekali berkecimpung di dunia blog dan saat ini dia sudah jadi orang gila (gila blog!), untuk bergabung di Komunitas Blogger Kalsel tersebut.
“Ah, aku rancak dah manakuni buhannya tu Zian ai, tapi kada suah direspond!”


Namun barangkali memang sudah tabiatku yang “pangarasan”. Aku tetap mencoba untuk bergabung. Kutanyakan saja pada beberapa orang anggotanya, toh tak ada salah dan ruginya.
Lalu ketika tiba kesempatan ke warnet,—kubilang kesempatan karena aku adalah seorang santri Pondok Pesantren Al Falah yang sudah sangat terkenal dengan ketatnya peraturan, tak terkecuali izin keluar pondok—langsung saja kubuka kayuhbaimbai.org, dan lewat sana kubuka beberapa blog milik anggotanya. Kutanyakan pada mereka tentang bagaimana caranya bergabung di Kayuh Baimbai. Tapi namanya juga bukan chatting, jadi kesempatan untuk segera menerima jawaban sangatlah kecil.
Beberapa hari setelahnya, dengan meminjam HP milik Khairul*bukan nama sebenarnya*, (dia nekad membawa HP ke pondok, padahal sanksi bila sampai ketahuan oleh Ustadz sudah terkenal sangat berat di seantero Al Falah: HP tersebut dibakar dan bila ketahuan lagi langsung dike-luarkan!), kulihat blogku. Siapa tahu dari beberapa anggota yang kutanyai itu ada yang membalas.
Dan benar saja, Chandra (http://soulharmony.wordpress.com) dengan sangat amat tegas menulis:
“Saya undang untuk bergabung dengan komunitas blogger kalsel dan ikuti ketentuannya. Salam.
Chandra (085251534313 / 7718393)”
Kalau saja tidak memalukan, mungkin saat itu aku akan melompat dengan setinggi-tingginya dan berteriak “Ciiiiihhhuuuuyyyyyyyy!!!!!!”
Segera kuhubungi Chandra lewat nomor yang ia berikan itu. Lalu dia jelaskan bagaimana cara mendaftarnya. Selain itu dia juga mengajakku mengikuti pertemuan yang akan dilaksanakan pada malam Selasa di Radio Star FM, Banjarbaru. Katanya, setelah kita mendaftar via online, kita tetap tidak bisa jadi anggota bila tidak mengikuti pertemuan semacam itu, istilah mereka KOPDAR (Kopi Darat).
Nah, bila kisahku ini adalah sebuah cerpen, maka puncak konfliknya ialah saat bagaimana caranya aku mengikuti KOPDAR yang jarang-jarang ada itu, sementara uangku sangat sulit dijelaskan bagaimana keadaannya. Bagaimana aku dari Lansdasan Ulin ini ke Banjarbaru kalau tidak dengan membayar ongkos taksi? Belum lagi acaranya malam, bagaimana aku pulangnya nanti? Taksi kan malam sudah habis. Dan yang terakhir adalah masalah izin keluar. Mungkinkah aku diberi izin keluar untuk acara semacam itu, malam lagi!
Aku terus putar otak. Saat itu rasanya pikiranku seperti air ledeng yang tidak mengalir. Mati!
Tapi ternyata otakku masih bisa juga bekerja. Satu masalah bisa terpecahkan, yakni masalah pulang ke pondok. Aku bisa minta bantuan M. Noor yang rumahnya di Banjarbaru untuk menampungku di rumahnya semalaman, dan paginya aku bisa pulang dengan taksi. Sekalian saja dia kuajak ikut, dia kan blogger juga. Masalah duit, terpaksa aku terus terang pada orangtuaku bahwa uangku saat ini sangat sekarat. Beberapa hari setelahnya mereka pun ke Al Falah, memberikanku uang (dengan wajah terpaksa).
Sedangkan izin, seperti yang sudah kubilang, di Pesantren Al Falah ini semuanya sangat ketat, termasuk izin. Dan ternyata memang benar-benar watakku,—yang harus betul-betul kusyukuri—aku tak akan menyerah sebelum benar-benar kalah. Siang Seninnya, sesudah shalat zuhur berjamaah, aku ke rumah wali kelasku. Tentu saja untuk minta izin keluar.
Kuakui, Ustadz yang jadi wali kelasku itu sangat baik terhadapku, tanpa banyak cincong Beliau membubuhkan tanda tangannya di Kartu Izinku pada tabel izin keluar!
Yesss! Semua masalah telah terselesaikan. Sore itu juga aku ke Banjarbaru setelah sebelumnya janji ketemuan dengan M. Noor di toko buku Riyadh.
Singkatnya, aku pun bisa ikut KOPDAR, dan tentunya, aku resmi jadi anggota Kayuh Baimbai. Tak percaya? Lihat saja fotoku yang terpajang di halaman ini http://kayuhbaimbai.org/anggota .
Salam sejahtera untuk semua anggota Kayuh Baimbai yang baik-baik dan imut-imut...


This entry was posted on 22.09 and is filed under , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: